Iron & Steel Making

Iron & Steel Making

Kamis, 01 Juni 2017

Training ke Tiongkok

Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang Training Full Funded ke Changsa – China. Benar-benar menyenangkan bukan diberikan pelatihan ke Luar negeri dan dibiayai untuk transport PP, uang harian dan akomodasi (penginapan dan makan) tanpa perlu laporan dinas atau ikatan dinas??!! Hahaha

Berawal dari info teman kantorku untuk submit training ini dari website pemerintahan Tiongkok ( jangan sebut cina)hehehe, tanpa pikir panjang berkas-berkas administrasif segera ku siapkan (jangan males kalau mau dapet training gratisan).

Singkat cerita sampai pada saya ditelpon untuk mengikuti interview di kedubes tiongkok Bersama ketiga temanku, kita sudah panik dalam persiapan interview mau jawab apa dan bagaimana. Dan ternyata muncul perwakilan kedubes yang sangat ramah memasuki ruangan dan menanyakan background dan kerjaan kami masing-masing in English sudah pastinya. Setelah itu koko koko yang interview kami langsung bilang invitation letter segera dikirim. Puji Tuhan

Selanjutnya kami menyiapkan visa dengan biaya sendiri, banyak pilihan harga dari regular sampai harga 1 hari jadi yang cukup mahal. Setelah visa jadi, kami baru diberikan e-tickets pulang pergi pada H-1/2 yaitu pada sore harinya sebelum jadwal keberangkatan. Bayangkan kami menunggu kepastian untuk tiket penerbangan cukup lama dan kami hanya punya waktu kurang dari setengah hari untuk packing dan tukar mata uang untuk persiapan keberangkatan esok pagi. Saya hanya berserah, action and God leads

Pada hari keberangkatan kami berempat cukup bingung disana akan dijemput siapa dan kemana? Karena informasi dari penyelenggara acara tidak ada dan kami hanya diinfokan dari kedubes tingkok bahwa sesampai di bandara changsa sudah akan dijemput.. Wait tapi bayangkan jika sampai sana ternyata tidak ada yang menjemput kami akan luntang lantung seperti apa?

Sempat transit di bandara Guangzhou dan melanjutkan ke bandara Changsa sampai pada malam hari, yang dikhawatirkan sebelum berangkat muncul yaitu mencari orang yang menjemput kami. Sambil menunggu barang kami di bagasi kami hanya pasrah dah melihat sekitar sangat sepi tidak ada siapa-siapa, hingga kami berjalan ke pintu keluar dan melihat ada gadis belia membawa tulisan Indonesia. Seperti sinar cerah dalam kegelapan, segeralah kami sapa untuk memastikan dan tertanya bener dia menjemput kami. Thanks Lin

Kami berempat diantar ke hotel yang sangat bagus dengan pelayanan sangat baik, kami tak henti-hentinya bersyukur bisa sampai dengan selamat dan langsung disuguhkan jadwal cukup padat serta menarik. We are ready !

Hari pertama dimulai dengan acara pembukaan dari pemerintah Tiongkok yang mengadakan acara pelatihan ini, disini saya melihat banyak peserta dari berbagai negara hadir mencakup Asia, Afrika, dan Eropa. Kami mulai berkenalan satu sama lain dengan berbahasa Inggris tentunya, uniknya bervariasi dari segi aksen bicara di setiap negara jadi butuh konsen dalam mendengar bahkan perlu meminta pengulangan ucapan jika tidak jelas tetap kita memaklumkan semua dan mereka sangat welcome and also humble. Selanjutnya menuju pasar tradisional di kota Changsa untuk membeli kebutuhan sehari-hari maupun oleh-oleh yang cukup murah (bias nawar juga loh)


Hari selanjutnya merupakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dimana kami diajari materi mengenai “ heavy equipment for concrete and engineering”. Materi ini adalah hal baru menurut saya dan sangat seru untuk dipelajari, pembawa materi adalah orang tiongkok langsung dari perusahaan alat berat dan konstruksi terkenal di daerah tersebut. Selain di kelas, kami juga diajak untuk kunjungan pabrik langsung dan diperbolehkan melihat proses produksi serta dijelaskan secara detail.


Tidak cuma pelatihan, di akhir pecan kami diberikan fasilitas outing ke interest place di Changsha antara lain Mai Zedong Island, Zhangjiajie, dan Xi’an. Sebenernya acara jalan-jalan inilah yang kami tunggu hahaha, bias puas foto-foto di tempat yang sangat bagus dan membuat refresh hati serta pikiran kita.


Susah diungkapkan dengan kata-kata lagi kebahagiaan kami di negara Tiongkok ini dan kami sangat bersyukur punya kesempatan untuk “ Belajar sampai ke Negeri Cina”, Thank God, thanks to Government of China. Semoga temen-temen bisa menyusul

Salam hangat,
Satrio Herbirowo MT

Selasa, 25 April 2017

Catatan Kuliah S2 UI dan Pejuang Tesis


Hai bloggers, kali ini saya ingin bercerita tentang perkuliahan S2 saya semoga bisa menginspirasi untuk terus belajar, belajar dan belajar. Dimulai dari rasa ingin belajar yang tinggi setelah lulus sarjana, saat itu saya sudah bekerja sebagai fresh graduated engineer di perusahaan swasta yang notabene 8 jam kerja superketat dan sering diminta overtime oleh atasan baik itu weekday or weekend. Banyak masalah dalam proses produksi yang perlu dipecahkan dan dicarikan solusi terbaik sebagai engineer, beruntungnya pekerjaanku sesuai bidang (metalurgi) tetapi masih banyak hal yang belum bisa saya berikan solusi. Saya merasa ilmu masih kurang, dan perlu belajar atau sekolah lagi.

Dimulai dari searching di internet mengenai kuliah S2 on weekend ada dimana saja, kebanyakan universitas swasta dan saya menemukan jalur s2 SIMAK UI kelas khusus segeralah saya niatkan untuk mendaftar dan ikut tesnya. Bermodal nekat dan coba-coba, saya izin tidak masuk kerja dan segera meluncur ke depok untuk persiapan tes SIMAK UI dimana saya menginap di rumah nenek daerah kalibata. Jujur saya belajar hanya semalam saja dan dengan kuatan doa saya berangkat ikut tes SIMAK UI, baru kali ini saya ikut tes PTN yang benar-benar legowo yaitu lolos syukur gak lolos juga yausudahlah bisa melanjutkan rutinitas pekerjaan. Beda sekali sewaktu kelas 3 SMA yang sangat berharap bisa dapat PTN favorit sampai-sampai deg-deg an nungguin pengumuman. Tapi kali ini, saya sampai lupa jadwal pengumuman sampai lewat seminggu baru saya cek di website resmi tertulis “LOLOS sebagai mahasiswa UI” dengan ekspresi datar saya bersyukur dan menginfokan kabar baik ini kepada orangtuaku dan mereka sangat bahagia. Puji Tuhan

Banyak sekali pertanyaan tentang “Pentingkah lanjut sekolah s2? Untuk apa? Karir atau prestige saja?". Saya pun harus bergulat dengan hal tersebut even saya sudah diterima, Karena harus memikirkan Biaya per Semester dan waktu istirahat atau jalan-jalan di akhir pekan yang tersita. Saya sangat bersyukur kedua orangtuaku sangat mendukung sekolah s2-ku walaupun tetap harus bayar sendiri dan mandiri (gak mau nyusahin ortu mulu) sedangkan untuk waktu kuliah saya harus pontang panting ‘berdamai’ dengan atasan agar dibebastugaskan setiap hari jumat dan sabtu agar bisa fokus dalam kuliah dan terutama negosisasi dengan dosen di kampus agar kuliahnya setiap hari sabtu saja dari pagi sampai sore.. hihihi

Selalu ku pegang kata mutiara dari orang tuaku tercinta “Berjuang dan bersusah-susah hari ini akan memetik buah yang manis di hari kemudian“ sungguh menggugah semangat disaat letihnya bekerja harus dihadapkan banyak tugas kuliah setiap malam ku sempatkan menyicil kerjaan sampai larut malam dan juga ku korbankan akhir pekanku untuk bangun pagi-pagi berangkat ke depok kuliah sampai dengan sore hari tanpa adanya malam minggu.. Teruslah berjuang dan haus akan ilmu serta berdoa pasti harapan baik akan datang dengan sendirinya (Satrio,2017). Kuliah S2 itu gak berasa bangettt cuma 2 tahun aja ( kalo tepat waktu hihi) jangan menunda-nunda lagi mumpung MASIH MUDA, bayangkan kalau kalian sudah menikah dan punya anak keinginan sekolah akan banyak pertimbangan lohhh. Tapi saya salut banget dengan teman-teman sekelasku, banyak sekali umur sudah diatas 30 tahun ada yang keluarga muda bahkan ada yang sudah punya cucu tapi semangat belajarnya TAK PERNAH PADAM.


Tak terasa tahun terakhir sudah menghampiri, persiapan tesis harus sudah dimulai dengan menentukan tema penelitian dan dosen pembimbing. Teman-teman sekelas mulai panik harus berbuat apa dan bagaimana? Saya pun punya tips and tricks dalam menghadapi tesis yaitu hadapi dengan tenang, mulai bersilaturahmi dengan dosen untuk sekedar buka obrolan dan tanyakan apakah ada penelitian dari dosen tersebut untuk dijadikan tesis? Bagaimana masalah pendanaan? Pribadi atau dari dosen atau patungan? Hehehe..

Beruntungnya saya berkerja di instansi pemerintah dalam bidang penelitian dan pengembagan Nasional, jadi sudah ada anggaran penelitian yang sangat mendukung tesis S2 saya. Jadi tinggal mencari dosen pembimbing yang background-nya sama dengan tema penelitian yang sudah saya tentukan dan enaknya dosen pembimbing siap mengikuti design research kita alias setuju-setuju aja hihihi..

Oke,, mungkin proses perjuangan menyusun tesis-ku cukup mudah disamping ada pendanaan dari kantor juga ada mahasiswa magang yang membantu proses laboratoriumnya. Tetapi saya gak cukup puas sampai situ, di UI ada penawaran “Hibah Penelitian Tugas Akhir dengan Publikasi Terindeks SCOPUS” saya sangat tertarik dan mencoba mengajukan tawaran tersebut didukung dosen-dosen pembimbing dan segera kami bentuk tim penelitian superkonduktor dengan bantuan Mahasiswa S1 dalam mempersiapkan dokumennya. Puji Tuhan tak berharap banyak tiba-tiba dosenku chat whatsapp bilang kita lolos seleksi.
Thank God

Sebelum memulai penelitian, kita diwajibkan presentasi seminar proposal tesis untuk menyampaikan rencana dan metodologi penelitian yang akan dilakukan. Disini tidak perlu terlalu panik atau tegang Karena memang ajang diskusi mengenai metode penelitian tesis kita, apabila ada kekurangan pasti akan ditambahkan dan diberikan saran yang membangun demi tesis yang lebih baik.


Dengan modal pengen cepet wisuda dan gak mau nambah bayaran kuliah, saya coba ngebut ngerjain laporan tesis dari data hasil pengujian material yang telah saya dapatkan. Pasti banyak godaan dalam mengetik laporan yaitu malas atau mengundur-undur kerjaan, coba bulatkan tekadmu untuk cepat lulus 4 semester terutama saya menargetkan lulus CUMLAUDE. Saya sangat bersyukur punya peneliti senior dan dosen pembimbing yang sangat baik hati serta mendukung saya untuk cepat lulus terutama tidak mempersulit (segalanya dilancarkan) dari revisi laporan hingga pendaftaran sidang akhir.

Momen sidang akhir yang paling bikin deg-degan, setelah di “ACC”-nya laporan tesis dan menentukan jadwal sidang maka selanjutnya kita harus mempersiapkan presentasi berupa PPT yang singkat padat dan “eyecatching”. Hari H pun telah datang, jangan lupa untuk selalu berdoa disetiap langkah usaha kita agar diberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan.

Puji Tuhan tak henti-hentinya ku ucapkan sebagai rasa syukurku bisa menyelesaikan sidang akhir tesis, apalagi saat keluar ruang sidang sudah di tunggu orang special dan kerabat sangat plongggg banget rasanya dan bahagia bangettttt.. Rasanya beban pikiran selama ini memudar dan berangsur-angsur terbit matahari cerah serta bunga-bunga bermekaran indah, sejuk sekali rasanya.. hahaha *lebay

Hari wisuda pun sudah menghampiri, aku melihat kedua orang tuaku sangat bangga punya anak bisa menyelesaikan sekolah magister. Disitu saya merasa sangat berhasil membuat kedua orang tuaku bahagia dan tidak akan membuatnya kecewa lagi akan kesalahan-kesalahan kita, semoga orangtuaku selalu diberikan kesehatan, umur panjang dan lancar rejeki. Terima Kasih mama papa atas dukungan terhadap anakmu selama ini, Mas Deni, Mas Taufan dan Teman-teman yang baik hati terutama teman sekantor yang telah banyak membantu proses penelitian.

"Kelulusan ini Kupersembahkan untuk Tuhan, Keluarga dan Tanah Air"
Salam Hangat,
Satrio Herbirowo M.T

Minggu, 29 Januari 2017

Traveling ke Phuket - Thailand

Sudah hampir 2 tahun saya bekerja sebagai PNS, tidak sedikitpun terbesit bisa jalan-alan keluar negeri. Karena memang sebelumnya saya bekerja di pabrik yang setiap harinya cuma stay di lapangan melihat proses produksi dan melakukan improvement secara engineering. Kemudian awalnya ragu untuk pindah dari engineering ke PNS, dan ternyata mengubah jalan hidupku saat memutuskan memilih mengabdi pada instansi pemerintahan. Waktu bekerja lebih fleksibel (tidak seperti robot), training kompetensi sangat didukung, dan bisa traveling keluar kota bahkan LUAR NEGERI. Salah satunya the first my bussiness trip go to Phuket. Thailand.

Oke kita mulai pertama-tama tidak ada rencana sama sekali untuk pergi ke luar negeri, karena ada suatu kejadian rekan kerja dikantor menghubungiku untuk mengirim paper ke email beliau dengan tujuan mengikuti seminar di Thailand. Disitu saya merasa ada yang janggal, kenapa paperku dipakai orang lain untuk kepentingan ke luar negeri ya? dan benar ternyata di kantor cukup menjadi masalah, orang yang bersangkutan menjadi bahan pembicaraan bahwa mau ke luar negeri tapi pakai bahan paper orang lain (jgn dicontoh!). Tiba-tiba di suatu malam saya dihubungi oleh pejabat kantor ditanya apakah punya paspor? saya jawab ada masih aktif. Kemudian ditanya lagi "apa mau berangkat ke Thailand?" saya jawab dengan lantang " MAU". Saya sangat bersyukur ternyata inilah rejeki luar biasa yang awalnya saya memberikan paperku secara cuma-cuma kepada orang lain dan ternyata saya yang ditugaskan berangkat bisnis trip ini. Puji Tuhan.

Perjuangan belum selesai sampai sini, setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang saya punya tugas besar mempersiapkan syarat-syarat keberangkatan yaitu : Paspor dinas, Pesawat, izin-izin birokrasi (ini yang paling ribet), dan kontak dengan pihak penyelenggaran untuk proses pembayaran dan pergantian nama delegasi. Kalau dipikir-pikir aja ngurus semua itu dalam waktu 1 minggu gak bakal selesai, tapi dengan kekuatan usaha keras dan doa semua itu beres tepat waktu. Thank God


Selanjutnya ini adalah pertama solo traveling keluar negeri, biasanya kalo keluar negeri ramai dengan teman atau keluarga. Ini bener-bener sendiri yang harus menentukan arah dan tujuan sendiri hehehe.. Dimulai dari kejadian lucu sesampai di bandara transit di Kuala Lumpur. Malaysia. Saat itu jam keberangkatan pesawat menuju ke Phuket jam 11 siang, dan saya melihat jam tangan masih pukul 10 siang. Masih ada waktu luang saya pun duduk santai di tempat menunggu sempat juga pup lama di toilet hehehe dan kembali duduk di ruang tunggu sambil memakai earphone denger musik supaya gak bosan. Tiba-tiba feelingku berasa gak enak dan seperti ada yang mengingatkan untuk mengecek jadwal pesawat di LED, segeralah terdengar namaku disebut-sebut sebagai FINAL CALL.. WHat? saya liat jam tangan lagi masih 10.10 dan saya bandingkan dengan jam bandara ternyata 11.10 OMG !!!

Segeralah saya lari sekencang-kencangnya menuju gate keberangkatan sambil panik sambil say sorry ke petugas yang sudah pasang muka jutek. OMG ! jangan sampe pesawat udah terbang,, larii sekuat tenaga sampai pesawat orang sudah duduk manis dan saya baru datang untuk duduk dikelas bisnis jadi gak ketemu orang yang kesel di bagian belakan hehehe. Pengalaman ngenes sekaligus lucu dan saya tetap bersyukur


Sesampainya di Phuket cuaca cukup lembab dan angin kencang, saya menuju hotel yang sudah ada teman delegasi lain menunggu, setelah taruh barang tak sabar saya langsung menuju pantai phuket dan ternyata bersih banget dan airnya biru jernih. Bisa dibilang phuket ini seperti Bali, uniknya disini terkenal massage nya yang mantap tapi harus pinter-pinter milih tempat ada terapisnya yang pijitnya enak ada yang ladyboy ada yang plus-plus ada pula istilahnya massage happy ending.. hahahahaha




Disini saya gak banyak jalan-jalan seperti ke phi phi island karena memang jadwal seminar yang cukup padat jadi saya hanya mengelilingi seluruh phuket dari patong road sampai Big Buddha, disini juga banyak kuliner yang cocok dengan lidah kita banyak juga yang HALAL jadi tenang aja.

Sekian cerita travel dari saya, mungkin ada temen-temen yang sangat ingin bisa ke luar negeri. Selama ada usaha dan doa pasti ada jalan, berikan yang terbaik dari diri kita buat orang lain. Salam Sukses

Satrio Herbirowo MT